Manajemen Sekolah
Nama : Tri Nurhafuza
NIM : 11901016
Kelas : 4G PAI
Makul : Magang 1
MANAJEMEN SEKOLAH
Manajemen memiliki arti perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara
efektif dan efesien. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal harus mampu
mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Potensi
tersebut meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Manajemen
sekolah merupakan proses mengelola sekolah melalui perancanaan,
pegorganisasian, pengarahan dan pengawasan sekolah agar mencapai tujuam
pendidikan yang telah ditetapkan. Kepala sekolah sebagai manajer sekolah
menempati posisi yang telah ditentukan di dalam organisasi sekolah. Salah satu
prioritas kepala sekolah dalam manajemen sekolah ialah manajemen pembelajaran.
Manajemen sekolah merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kinerja
sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan baik tujuan nasional dan tujuan
kelembagaan yang hasilnya bisa dilihat dari beberapa faktor sebagai indikator
kinerja yang berhasil dicapai oleh sekolah.
Manajemen sekolah merupakan tindakan
pengelolaan dan pengadministrasian sekolah. Manajemen sekolah berarti
memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan
sekolah. Manajemen sekolah memiliki dua aspek, yaitu aspek manajemen eksternal
dan manajemen internal. Manajemen internal sekolah meliputi perpustakaan,
laboratorium, bangunan dan saran fisik lainnya, sumber dana, pelaksanaan
evaluasi pendidikan, dan hubungan antar guru, murid. Sedangkan manajemen
eksternal meliputi hubungan dengan pihak luar sekolah seperti masyarakat, dewan
pendidikan, dinas pendidikan maupun pihak lain yang terkait dengan fungsi
sekolah.
Manajemen sekolah memiliki efektivitas
dalam penerapannya yaitu otonom, fleksibilitas, dan responsivitas; direncanakan
oleh kepala sekolah dan komunitas sekolah; penerapan atau adaptasi aturan baru
oleh kepala sekolah; partisipasi dari lingkungan sekolah; kolaborasi antar
staff; dan hubungan baik antar kepala sekolah dan guru.
Manajemen pendidikan adalah bagian
dari proses manajemen sekolah, karena merujuk pada penataan sumber daya
manusia, kurikulum, fasilitas, sumber daya manusia, kurikulum, fasilitas,
sumber belajar, dan dana serta upaya mendapat tujuan lembaga sekolah secara
dinamis. Manajemen pendidikan merupakan suatu sistem pengelolaan dan penataan
sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan, peserta didik, masyarakat,
kurikulum, dana (keuangan), sarana dan prasarana pendidikan, tata laksana dan
lingkungan pendidikan.
Manajemen sekolah memiliki beberapa
keuntungan, yaitu kebijakan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung
kepada peserta didik, orang tua, dan guru; bertujuan bagaimana memafaatkan
sumber daya lokal; efektif dalam melakukan pembinaan peserta didikk seperti
kehadiran, hasil belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, moral
guru, dan iklim sekolah.
Manajemen berbasis sekolah adalah
model pengelolaan sekolah dengan memberikan kewenangan yang lebih besar pada
tingkat sekolah untuk mengelola sekolahnya sendiri secara langsung sehingga
sekolah memiliki tanggung jawab dalam menentukan program-program sekolah.
Tujuan dari manajemen berbasis sekolah yaitu meningkatkan efesiensi, mutu, dan
pemerataan pendidikan. Peningkatan efisiensi diperoleh melalui keleluasaan
mengelola sumber daya yang ada, partisipasi masyarakat, dan penyerdehanaan
birokrasi.
Kemudian, peranan kepala sekolah
merupakan jabatan karir yang diperoleh seseorang telah sekian lama menjabat sebagai
guru. Seseorang diangkat dan dipercaya menduduki jabatan kepala sekolah harus
memenuhi kriteria-kriteria yang diisyaratkan untuk jabatan dimaksud.
Kepala sekolah yang berhasil apabila
mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik,
serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawaban untuk memimpin
sekolah. Sesuai dengan ciri-ciri sekolah sebagai organisasi yang bersifat
kompleks dan unik, peran kepala sekolah seharusnya dilihat dari berbagai sudut
pandang. Pada umumnya kepala sekolah memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin
di bidang pengajaran, pengembangan kurikulum, administrasi kesiswaan dan
personalia staf, hubungan masyarakat, administrasi school plant, dan
perlengkapan serta organisasi sekolah.
Kepala sekolah berkewajiban
menciptakan hubungan yang sebaik-baiknya dengan para guru, staf, dan siswa,
sebab esensi kepemimpinan adalah kepegikutan. Ada tiga macam peranan pemimpin
dilihat dari otoritas dan status formal seorang pemimpin. Dalam melaksanakan
fungsinya, kinerja seorang kepala sekolah sering dirumuskan sebagai EMASLIM,
singkatan dari Educator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Innovator,
dan Motivator.
Sebagai kepala sekolah perlu
mempelajari dengan teliti, baik kebijakan dan prioritas pemerintah maupun
prioritas sekolah. Oleh karen itu kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk
berkolaborasi (bekerja sama) dengan guru dan masyarakat sekitar sekolah;
memiliki pemahaman dan wawasan yang luas tentang teori pendidikan dan
pembelajaran; memiliki kemampuan dan keterampilan untuk menganalisis situasi
sekarang berdasarkan apa yang seharusnya serta mampu memperkirakan kejadian di
masa depan berdasarkan situasi sekarang; memiliki kemauan dan kemampuan untuk
mengidentifikasi masalah dan kebutuhan yang berbentuk efektivitas pendidikan di
sekolah; dan mampu memanfaatkan berbagai tantangan sebagi peluang serta
mengkonseptualkan arah baru untuk perubahan.
Secara
umum ada empat fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi
perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan
(directing), dan fungsi pengendalian (controlling). Untuk fungsi
pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing (pembentukan staf).
Karakteristik manajamen sekolah,
yaitu memiliki sekolah memiliki output yang diharapkan, kepemimpinan sekolah
yang kuat, lingkungan sekolah yang aman dan tertib, pengelolaan tenaga
kependidikan yang efektif, sekolah memiliki budaya mutu, sekolah memiliki
teamwork yang kompak, cerdas, dan dinamis, sekolah memiliki kewenangan
(kemandirian), partisipasi yang tinggi dari warga sekolah dan masyarakat,
sekolah memiliki keterbukaan (transparansi manajemen), sekolah memiliki kemauan
untuk berubah (psikologi dan fisik), sekolah melakukan evaluasi dan perbaikan
secara berkelanjutan, sekolah responsif dan antisipasif terhadap kebutuhan,
sekolah memiliki akuntabilitas dan komunikasi yang baik, sekolah memiliki
manajemen lingkungan hidup yang baik, dan sekolah memiliki kemampuan menjaga sustainabilitas.
Manajemen sekolah merupakan suatu
usaha yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan belajar mengajar
yang optimal. Berikut ini merupakan faktor dalam manajemen sekolah :
a. Faktor
fungsi pokok manajemen sekolah, dalam hal ini manajemen haru disesuaikan dengan
minat dan kebutuhan peserta didik, guru-guru, serta masyarakat setempat untuk
dipahami fungsi-fungsi pokok manajemen, yaitu :
-
Perencanaan
program pendidikan sedikitnya mempunyai dua fungsi utama. Pertama, upaya
sistematis yang menggambarkan penyusunan
rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan
organisasi atau lembaga untuk mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia atau
sumber-sumber yang dapat disediakan. Kedua, kegiatan untuk menggerakan atau
menggunakan sumber-sumber yang terbatas secara efisien dan efektif untuk
menciptakan tujuan yang telah ditetapkan.
-
Pelaksanaan,
yaitu kegiatan untuk merealisasikan atau mengaktualisasikan rencana menjadi
tindakan nyata dalam rangka mencapaui tujuan secara efektif dan efesien.
-
Pengawasan,
sebagai upaya untuk mengamati secara sistematis dan berkesinambungan, merekam,
memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan dan meluruskan berbagai hal yang kurang
tepat serta memperbaiki kesalahan. Pengawasan merupakan kunci keberhasilan
dalam seluruh proses manajemen, perlu dilihat secara komprehensif, terpadu, dan
tidak terbatas pada hal-hal tertentu.
-
Pembinaan, upaya
pengendalian secara profesional semua unsur organisasi agar berfungsi
sebagaimana mestinya sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksana
secara efektif dan efesien.
b. Faktor
efektivitas, efisiensi, dan produktivitas manajemen sekolah, dalam hal ini
manajemen sekolah harus sejak awal ditetapkan agar dapat diketahui dampaknya
sejak dini terhadap pencapaian tujuan pendidikan pada umumnya, khususnya dalam
merealisasikan berbagai program sekolah. Dengan demikian, sejak awal dapat
diperbaiki kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan, sementara kelebihan
dan kekuatan dapat dipertahankan. Pembinaan sistem pendidikan suatu sekolah
tidak hanya ditentukan oleh peranan salah satu unit kerja, tetapi oleh semua
unit kerja, tetapi oleh semua unit kerja dalam lingkungan sekolah tersebut.
Sehubungan dengan itu, keberhasilan implementasi manajemen sekolah dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan sedikitnya dapat dilihat dari tiga dimensi yaitu
efektivitas, efisiensi, dan produktivitas. Ketiga dimensi tersebut saling
berkaitan antara satu sama lain dan saling pengaruh mempengaruhi. Meskipun
demikian, dalam mengukur keberhasilan suatu program atau suatu kegiatan ketiga
dimensi tersebut. Efektivitas, efesiensi, dan produktivitas manajemen sekolah
harus sejak awal ditetapkan sejak dini terhadap pencapaian tujuan pendidikan
pada umumnya, khususnya dalam merealisasikan berbagai program sekolah. Dengan demikian, sejak awal dapat diperbaiki
kelemahan-kelamahan atau kekurangan-kekurangan, sementare kelebihan dan
kekuatan dapat dipertahankan.
Kajian
terhadap efektivitas suatu usaha yang panjang dan berkesinambungan seperti
pendidikan membawa kita pada pertanyaan apa yang menjadi indikator efektivitas
pada setiap tahapannya. Indikator ini tidak saja mengacu pada apa yang ada
(input, process, output, dan outcome) tetapi juga apa yang terjadi atau proses.
-
Input, meliputi
karakteristik guru, fasilitas, perlengkapan, dan materi pendidikan serta
kapasitas manajemen.
-
Proses, meliputi perilaku administrasi, alokasi waktu
guru, dan alokasi waktu peserta didik.
-
Output, berupa
hasil-hasil dalam bentuk perolehan peserta didik dan dinamikanya sistem sekolah,
hasil-hasil yang berhubungan dengan perubahan sikap, serta hasil-hasil yang
berhubungan dengan keadilan dan kesamaan.
-
Outcome,
meliputi jumlah lulusan ke tingkat pendidikan berikutnya, prestasi belajar di
sekolah yang lebih tinggi dan pekerjaan serta pendapatan.
Efesiensi
merupakan aspek yang sangat penting dalam manajemen sekolah karena sekolah pada
umumnya dihadapkan pada masalah kelangsungan sumber dana, dan secara langsung
berpengaruh terhadap kegiatan manajemen. Kalau efektivitas membandingkan antara
rencana dengan tugas yang dicapaikan, efesiensi lebih ditekankan pada
perbandingan antara input atau sumber daya dengan output, suatu kegiatan
dikatakan efisien jika tujuan dapat dicapai secara optimal dengan penggunaan
atau pemakaian sumber daya yang minimal.
Sedangkan
produktivitas pendidikan dapat ditinjau dari, meninjau produktivitas sekolah
dari segi keluaran administratif; meninjau produktivitas dari segi keluaran
perubahan perilaku; dan melihat produktivitas sekolah dari keluaran ekonomis
yang berkaitan dengan pembiayaan layanan pendidikan di sekolah. Terdapat kunci
untuk meningkatkan produktivitas yaitu keahlian manajemen; kepemimpinan yang
luar biasa dan memiliki pengaruh besar; kesederhanaan organisasi dan
operasional; kepegawaian yang efektif; tugas yang menantang; perencanaan dan
pengendalian tujuan; dan pelatihan manajerial khusus.
c. Faktor pendidik, dalam hal ini yang termasuk yaitu orang tua,
guru, masyarakat, dan teman-temannya serta mempengaruhi semangat belajar
seseorang anak. Orang tua merupakan pendidik utama serta paling utama dan yang
sangat berpengaruh besar pada diri peserta didik. Oleh karena itu, sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan
keluarga, ketegangan keluarga, semuanya dapat memberi dampak baik maupun buruk
terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh anak. Kemudian, para
pendidik yang efektif adalah mereka yang punya humor, adil, menarik, lebih
demokratis daripada autokratik dan mereja harus mampu berhubungan dengan mudah
dan wajar dengan para peserta didik.
d. Faktor
pengaruh lingkungan masyarakat, dengan adanya lingkungan ini anak-anak akan
menerima bermacam-macam pengalaman baik yang bersifat positif maupun yang
negatif. Anak-anak akan menerima didikan dan pengalaman yang berbeda-beda
sesuai kehidupan dan keadaan yang ada disekitar lingkungan masyarakat mereka.
Lingkungan ini merupakan faktor yang cukup kuat mempengauhi perkembangan anak
atau peserta didik dan sukit dikontrol pengaruhnya.
Sumber
:
Achadah,
A. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS):
Konsep Dasar dan Implementasinya Pada Satuan Pendidikan. Jurnal Pendidikan
Ilmiah, Vol.4, No.2, Desember 2019.
Nur,
M, dkk. Manajemen Sekolah Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan Pada SDN Dayah Guci Kabupaten Pidie. Jurnal
Administrasi Pendidikan, Vol.4, No.1, Februari 2016.
Komentar
Posting Komentar