Manajemen Kelas
Nama : Tri Nurhafuza
NIM : 11901016
Kelas : 4G PAI
Makul : Magang 1
MANAJEMEN
KELAS
Manajemen kelas terdiri dari dua
kata yaitu ‘manajemen’ dan ‘kelas’. Berikut ini pengertian ‘manajemen’ dan ‘kelas’.
1. Pengertian
Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa Inggris
yaitu ‘management’ yaitu ‘pengelolaan’ berarti proses penggunaan
sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Secara etimologi, manajemen
berasal dari bahasa Prancis Kuno yaitu ‘mangemenet’
artinya seni dalammengatur dan melaksanaan. Manjemen juga didefinisikan sebagai
perencanaan dan pengorganisasian. Definisi manajemen menurut para ahli, yaitu :
- Menurut Henry Fayol, manajemen
adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengordinasian,
pengawasan atau kontrol terhadap sumber daya yang ada agar mencapai tujuan
secara efektif dan efisien.
- Menurut Dr. Bennett N.B.
Silalahi, M.A., manajemen adalah ilmu perilaku yang terdiri dari aspek
sosial eksak bukan dari tanggung jawab keselamatan serta kesehatan baik
dari sisi perencanaannya.
- Menurut Renville Siagian,
manajemen adalah salah satu bidang usaha yang bergerak di bidang jasa
pelayanan yang bergerak di bidang jasa pelayanan yang dikelola oleh tenaga
ahli yang terlatih dan berpengalaman.
- Menurut George Robert Terry,
manajemen adalah sebuah proses yang khas, yang terdiri dari beberapa
tindakan, yakni perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan, dan
pengawasan.
- Menurut Oey Liang Lee,
manajemen adalah ilmu atau seni dalam perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan, dan pengendalian terhadap sumber daya yang ada
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Pengertian Kelas
Kelas bisa saja merujuk pada ruangan,
bangunan, wahana yang digunakan untuk menyampaikan pelajaran. Kelas dalam arti
sempit yaitu berupa ruangan khusus, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk
mengikuti proses belajar mengajar. Kelas mengandung sifat statis, karena
sekedar menunjuk pada adanya pengelompokan siswa berdasarkan batas umur
kronologis masing-masing. Kelas dalam arti luas yaitu suatu masyarakat kecil
yang secara dinamis menyelenggarkan kegiatan belajar mengajar secara kreatif
untuk mencapai tujuan. Secara umum, kelas berarti sekolompok peserta didik yang
ada pada waktu yang sama menerima pembelajaran yang sama dari pendidik yang
sama.
KONSEP MANAJEMEN KELAS
Pengertian manajemen
kelas menurut beberapa para ahli, yaitu :
a. Menurut
Suharsimi Arikunto, manajemen kelas merupakan usaha yang dilakukan guru untuk
membantu menciptakan kondisi belajar yang optimal.
b. Menurut
Ahmad Sulaiman, manajemen kelas merupakan segala usaha yang diarahkan untuk
mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif, yang menyenangkan serta dapat
memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan.
c. Menurut
Nawawi, manajemen kelas yaitu kemampuan guru atau wali kelas dalam mendaya gunakan
potensi kelas dalam bentuk pemberupan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah,
sehingga waktu dan dana yang tersedia bisa dimanfaatkan secara efisien untuk
melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berhubungan dengan kurikulum dan
perkembangan murid.
d. Menurut
Lois V. Jhonson dan Mary Bany, manajemen kelas merupakan proses seleksi
menggunakan alat tertentu terhadap problem dan situasi.
Dengan demikian, manajemen kelas
merupakan segala sesuatu yang diarahkan untuk mewujudkan suasana pembelajaran
yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi peserta didik dengan baik.
Dalam mewujudkan pengelolaan kelas yang efektif tidak terlepas dari kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran, serta memanfaatkan sumber
daya secara optimal. Tujuan dari pengelolaan kelas ini yaitu agar
terselenggaranya pembelajaran yang efektif dan efisien. Tolak ukur pencapaian
efektivitas dan efisien dilihat dari nilai-nilai pendidikan yang digunakan atau
dianut saat ini. Nilai-nilai pendidikan tersebut yaitu nilai-nilai perjuangan,
kognitif, afeksi, solidaritas sosial, moralitas, keagamaan, dan lain sebagainya
yang dikaitkan dengan sumber daya yang digunakan.
Menurut Weber tentang manajemen kelas dengan
berdasarkan pendekatan sosial, sebagai berikut :
- Seperangkat kegiatan guru
untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui
penggunaan disiplin.
- Seperangkat kegiatan guru
untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban kelas suasana kelas
melalui intimidasi.
- Seperangkat kegiatan guru
untuk memaksimalkan kebebasan siswa.
- Seperangkat kegiatan guru
menciptakan suasana kelas dengan cara mengikuti petunjuk yang telah
disajikan.
- Seperangkat kegiatan guru
untuk menciptakan suasana kelas yang efektif melalui perencanaan
pembelajaran yang bermutu dan dilaksanakan dengan baik.
- Seperangkat kegiatan guru
untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dengan
mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan.
- Seperangkat kegiatan guru
untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim
sosioemosional kelas yang positif.
- Seperangkat kegiatan guru
untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.
Dapat disimpulkan, bahwa manajemen kelas
meliputi ketertiban kelas, memaksimalkan kebebasan siswa dalam konteks
pembelajaran, perencanaan pembelajaran, mengembangkan tingkah laku positif
peserta didik, mengembangkan hubungan interpersonal, dan mewujudkan iklim sosioemosional
yang positif. Dalam manajemen kelas perlu memerhatikan aspek-aspek yaitu sifat
kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan selektif, dan kreatif.
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN KELAS
Prinsip-prinsip dasar dalam manajemen
kelas sangat dibutuhkan. Dengan adanya prinsip dasar ini guna memperkecil
munculnya masalah atau gangguan dalam proses mengelola atau memanajemen kelas.
Berikut ini beberapa prinsip dasar yang ada di dalam manajemen kelas.
a.
Pendidik harus
hangat dan antusias, hal ini dapat dilakukan pendidik kepada peserta didik
dengan melakukan tanya kabar sebelum memulai pembelajaran di dalam kelas; guru
berdoa dengan khusyuk untuk peserta didiknya; memberikan waktu untuk peserta
didik mengemukakan masalah-masalah yang dihadapinya; tidak pelit memberikan
pujian kepada peserta didik; membantu peserta didik dalam meghadapi problemnya;
saling sharing pendapat dengan peserta didik; dan menghargai pendapat yang
dikemukakan peserta didik.
b.
Pendidik mampu
memberikan tantangan, dengan adanya tantangan dalam pembelajaran membuat rasa
ingin tahu peserta didik meningkat. Pendidik berusaha memancing antusias
peserta didik dalam proses pembelajaran berlangsung. Pendidik bisa melakukan
evaluasi pembelajaran secara berkala, misalka dalam seminggu melakukan satu
kali evaluasi; pendidik memberikan semacam quis atau cerdas cermat dan
teka-teki soal dalam pembelajaran; menggunakan metode yang bervariasi dan tidak
monoton, sehingga peserta didik tidak mudah bosan dalam pembelajaran.
c.
Pendidik
bersifat luwes, artinya sebagai pendidik tidak memposisikan dirinya sebagai
orang yang paling tahu dan selalu tahu dalam hal apapun. Pendidik mampu
meposisikan dirinya sebagai orang tua, saudara, teman, maupun sahabat bagi para
peserta didiknya. Pendidik bisa
nenperlakukan mereka dengan layaknya seperti sahabat dan sering menghabiskan
waktu bersama mereka.
d.
Pendidik
memberikan penekana yang positif pada peserta didik, artinya di dalam kelas
pandangan dan sikap pendidik terhadap suatu
hal, dapat memberikan pengaruh besar bagi mereka. Pendidik jangan mencela
peserta didik yang berbuat negatif dan selalu mengingatkan mereka terhadap
tujuan dan cita-citanya.
e.
Penanaman
disiplin diri, sebagai pendidik bagaimana caranya membuat peserta didik
mengembangkan sikap disiplin dengan baik. Pendidik salah satu menjadi tauladan
yang sesuai bagi mereka. Pendidik menunjukkan bahwa perlunya menjunjung tinggi
sikap disiplin dengan menjadikan kebiasaan dan kepribadian dalam kehidupan
sehari-hari.
Sebagai syarat membuat satu model
pembelajaran yang efektif dan efisien dengan berdasarkan prinsip-prinsip
manajemen kelas. Menurut Muhaimi, ada 6 (enam) prinsip manajemen kelas, sebagai
berikut :
- Prinsip Readyness (Kesiapan),
merupakan kesiapan belajar berupa kematangan dan pertumbuhan fisik,
psikis, intelegensi, latar belakang pengalaman, hasil belajar yang paten,
motivasi, presepsi, dan faktor-faktor lain yang menjadikan mungkin
seseorang bisa belajar.
- Prinsip Motivation (Motivasi),
merupakan tenaga yang mendorong atau menarik yang menjadikan terdapat
perilaku ke arah suatu tujuan
tertentu. Terdapatnya motivasi pada peserta didik maka akan
bersungguh-sungguh menunjukkan minat, memiliki perhatian dan rasa ingin
tahu yang kuat untuk berpartisipasi dalam aktivitas belajar, berupaya
dengan keras, dan memberikan waktu yang cukup untuk melaksanakan aktivitas
tersebut dan juga terus berkerja
hingga tugas-tugas tadi terselesaikan.
- Prinsip Perhatian, merupakan
sebuah strategi kognitif yang meliputi empat keterampilan yakni
orientasinya pada suatu masalah, meninjau sepintas isi masalah, memusatkan
diri terhadap aspek-aspek yang relevan, dan mengesampingkan stimuli yang
tidak relevan. Di dalam proses pembelajaran perhatian merupakan faktor
yang memiliki pengaruh besar.
- Prinisp Presepsi, yaitu
semakin baik presepsi tentang sesuatu maka mudah peserta didik belajar
mengingat sesuatu itu; di dalam pembelajaran harus menghindari presepsi
yang salah juga pada peserta didik mengenai apa yang dipelajari; dalam
pembelajaran harus diusahakan berbagai sumber belajar yang bisa mendekati
benda nyata sehingga peserta didik mendapatkan presepsi yang sangat
akurat.
- Prinsip Retensi, merupakan apa
yang perlu ditinggal dan bisa diingat kembali setelah seseorang
mempelajari sesuatu. Retensi tersebut membuata apa yang sudah dipelajari
bisa bertahan atau tertinggal lebih lama pada struktur kognitif
(pengetahuan) dan bisa diingat kembali jika dibutuhkan. Karena itu retensi
sangat menjadi penentu hasil yang didapatkan peserta didik dalam proses
belajar mengajar.
- Prinsip Transfer, merupakan
suatu proses yang mana sesuatu pernah dipelajari bisa berpengaruh pada
proses dalam mempelajari sesuatu yang baru. Dengan begitu transfer artinya
pengaitan penegtahuan yang telah dipelajari dengan pengetahuan yang baru
dipelajari. Pengetahuan atau keterampilan yang diberikan di sekolah selalu
diasumsikan atau diinginkan bisa digunakan untuk memecahkan masalah yang
dialami dalam kehidupan atau dalam perkerjaan yang akan dihadapi nantinya.
TUJUAN MANAJEMEN KELAS
Tujuan manajemen kelas (pengelolaan
kelas) pada umumnya yaitu menyediakan fasilitas untuk berbagai atau
bermacam-macam aktivitas belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan
intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan dan digunakan memungkinkan siswa
belajar dan berkerja, menjadikan suasana sosial yang memberikan kepuasan,
suasana disiplin, pengembangan intelektual, emosional, dan sikap serta
apresiasi kepada siswa. Menurut A.C. Wraag, ketercapaian tujuan manajemen kelas
dapat dideteksi atau dilihat dari anak-anak memberikan respon yang setimpal
terhadap perlakuan yang sopan dan penuh konsentrasi dalam melakukan
tugas-tugasnya yang sesuai dengan kemampuannya.
Jika tujuan dari manajemen kelas sudah
tercapai, kemungkinan ada 2 (dua) sebagai indikator keberhasilan yang dialami
peserta didik dari manajemen tersebut, sebagai berikut:
a.
Apabila sesudah
itu setiap peserta didik mampu untuk terus belajar dan berkerja. Peserta didik
tidak mudah menyerah dan pasif manakala
mereka merasa tidak tahu atau kurang memahami tugas yang harus
dikerjakan. Setidaknya, peserta didik masih
menunjukkan semangat dan gairahnya untuk terus mencoba dan belajar, meski
mereka menghadapi hambatan dan problem yang sulit sekalipun.
b.
Apabila peserta
didik mampu untuk terus melakukan pekerjaan tanpa membuang-buang waktu dengan
percuma. Artinya, setiap siswa akan berkerja secepatnya supaya ia segera dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini akan membuat siswa mampu
menggunakan waktu belajarnya seefektif dan seefisien mungkin.
Sumber :
Sunhaji. Konsep Manajemen Kelas dan Implikasinya Dalam Pembelajaran. Jurnal
Kependidikan, Vol.2, No.2, 2014.
Hamidah. Konsep Manajemen Kelas. Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan,
Vol.7, No.1, 2018.
Astuti. Manajemen Kelas yang Efektif. Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol.9,
No.2, Agustus 2019.
Umar & Hendra. Konsep Dasar Pengelolaan Kelas Dalam Proses Pembelajaran di Kelas.
Jurnal Studi Pemikiran Pendidikan Islam, Vol.18, No.1, 2020.
Komentar
Posting Komentar