Karakteristik Peserta Didik
Nama : Tri Nurhafuza
NIM : 11901016
Kelas : 4G PAI
Makul : Magang 1
KARAKTERISTIK
PESERTA DIDIK
Guru
dalam melakukan proses perencanaan pembelajaran perlu memahami tentang
karakteristik dan kemampuan awal peserta didik. Pemahaman guru terhadap jumlah
peserta didik akan mempengaruhi persiapan guru dalam menentukan materi, metode,
media, waktu yang dibutuhkan, dan evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan.
Untuk mengetahui jumlah peserta didik maka guru dapat berkoordinasi dengan
bagian akademik.
Guru
atau tenaga
pendidik sebagai salah satu komponen penting proses pembelajaran dituntut
memahami, menguasai, dan mengimplementasikan indikator karakteristik anak. Faktor-faktor
utama tersebut adalah :
Ø
Mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta
didik di kelasnya.
Ø
Semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama
untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Ø
Mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang
sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang
berbeda.
Ø
Mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik
untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya.
Ø
Membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan
peserta didik.
Ø
Memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik
tertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik
tersebut tidak termarginalkan.
Dalam
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa
Pendidikan dipahami sebagai usaha sadar dan terencana dalam rangka mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran. Proses pembelajaran berorientasi pada
peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimiliki seperti memiliki ; [1]
kekuatan spiritual keagamaan; [2] pendendalian diri; [3] kepribadian; [4]
kecerdasan; [5] akhlak mulia; dan [6] keterampilan (Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003). Elemen penting dalam Undang-Undang Sistem Pendidkan Nasional ini
menjadi barometer keberhasilan pembelajaran dan dunia pendidikan nasional.
Menurut
Pearsons & Sardo, menjadi guru berarti bersedia dan mampu mengenali anak
didiknya. Itu sebabnya, mengenal anak merupakan hal yang penting, karena setiap
anak memiliki keunikan. peserta didik memiliki karakteristik terdiri. Ia
berbeda antara satu dan lainnya. Peserta didik kembar identikpun memiliki
perbedaan, meskipun ia memiliki banyak kesamaan. Untuk mengetahui karakteristik
peserta didik ini, pendidik harus memahami dan menguasai teori-teori psikologi
s e p e r t i psikologi belajar, psikologi pendidikan, psikologi perkembangan,
psikologi kepribadian, dan berbagai pendekatan lain yang dapat memaksimalkan
perhatian terhadap peserta didik. Salah satu tugas yang perlu dilakukan guru
sebelum melaksanakan pembelajaran adalah mengetahui karakteristik anak
didiknya. Ini penting dilakukan untuk memudahkan guru melaksanakan
pembelajaran. Perkembangan selanjutnya, guru dapat merencanakan sekenario
pembelajaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan anak. Bila kondisi tersebut
terjadi, pelaksanaan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
Efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan baik, sedangkan efiesien
dalam mencapai tujuan pembelajaran dalam waktu yang relatif singkat.
Ada
beberapa karakteristik kemampuan awal peserta didik yang perlu
dipahami oleh guru yakni:
Ø
Latar Belakang Akademik
a)
Jumlah peserta didik, guru perlu mengetahui beberapa jumlah peserta didik
yang akan diajar untuk mengetahui apakah mengajar pada kelas kecil atau kelas
besar. Pemahaman guru terhadap jumlah peserta didik akan mempengaruhi persiapan
guru dalam menentukan materi, metode, media, waktu yang dibutuhkan, dan
evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan. Untuk mengetahui jumlah peserta didik
maka guru dapat berkoordinasi dengan bagian akademik.
b) Latar belakang
peserta didik, pemahaman
guru terhadap latar belakang peserta didik seperti latar belakang keluarga,
ekonomi, tingkat hobi dan lain sebagainya juga berpengaruh terhadap proses
perumusan perencaan sistem pembelajaran. Untuk memperoleh data tentang latar
belakang peserta didik dapat diperoleh melalui pengisian biodata oleh peserta
didik.
c)
Indeks prestasi, menjadi penting untuk diketahui oleh guru, agar materi
yangd diberikan sesuai dengan kemampuan:
-
Dapat disesuaikan dengan tingkat prestasi yang mereka
miliki.
-
Bahkan peserta didik yang memiliki tingkat prestasi
yang homogen dapat ditempatkan pada kelas yang sama.
-
Guru juga bisa mempertimbangkan tingkat keluasaan dan
kedalaman materi yang disampaikan dengan prestasi yang dimiliki peserta didik. Untuk mengetahui indeks prestasi peserta didik
dapat diperoleh melalui nilai raport sebelumnya atau seleksi kemampuan awal
peserta didik yang diselenggarakan oleh lembaga.
d)
Tingkat intelegensi, emahami tingkat intelegensi peserta didik juga dapat
mengukur dan memprediksi:
-
Tingkat kemampuan mereka dalam menerima materi
pelajaran.
-
Mengukur tingkat kedalaman dan keluasan materi.
-
Bahkan dengan memahami tingkat intelegensi peserta
didik guru dapat menyusun materi, metode, media, serta tingkat kesulitan
evaluasi terhadap tingkat intelegensi peserta didik. Tingkat intelegensi
peserta didik dapat diperoleh melalui tes intelegensi peserta didik atau tes
potensi akademik.
e)
Keterampilan membaca, salah satu kecakapan yang harus dimiliki oleh peserta
didik dalam belajar adalah ketrampilan membaca. Ketrampilan membaca adalah menyangkut
tentang kemampuan peserta didik dalam menyimpulkan secara tepat dan akurat
tentang bahan bacaan yang mereka baca. Untuk mengetahui tingkat ketrampilan
membaca peserta didik dapat dilakukan melalui tes membaca dan menyimpulkan
bahan bacaan dalam rentang waktu yang telah ditentukan.
f)
Nilai ujian, dapat dijadikan sebagai pedoman untuk memahami
karakteristik awal peserta didik. Untuk memperoleh nilai ujian peserta didik
perlu dilakukan kemampuan awal peserta didik terhadap mata pelajaran yang
diampu oleh guru yang bersangkutan.
g)
Kebiasaan belajar/ gaya belajar
atau disebut juga dengan Learning Style,
gaya belajar mengacu pada
cara belajar yang lebih disukai oleh peserta didik. Dalam proses pembelajaran,
banyak para peserta didik yang mengikuti belajar pada mata pelajaran tertentu,
diajar dengan menggunakan strategi yang sama, akan tetapi mempunyai tingkat
pemahaman yang berbeda-beda. Perbedaan ini tidak hanya disebabkan oleh tingkat
kecerdasan peserta didik yang berbeda-beda, akan tetapi ditentukan oleh cara
belajar yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik. Seorang peserta didik
yang senang membaca, kurang terbiasa belajar dengan baik jika dia harus
mendengarkan ceramah atau diskusi. Demikian juga, peserta didik yang senang
bergerak atau melalui berdiskusi tidak akan belajar dengan baik jika dia harus
mendengarkan ceramah dari para guru. Lebih lanjut, gaya belajar atau learning
style sering diartikan sebagai karakteristik dan preferensi atau pilihan
peserta didik mengenai cara mengumpulkan informasi, menafsirkan, mengorganisir,
merespon, dan memikirkan informasi tersebut (Hisyam Zaini, 2002: 45).
Keanekaragaman gaya belajar peserta didik perlu diketahui oleh para guru pada
awal belajar. Sehingga guru memiliki dasar dalam menentukan pendekatan dan
media pembelajaran sangat ditentukan oleh kesesuaian antara pendekatan
pembelajaran berdasarkan tingkat perkembangan psikologis dengan gaya belajar
yang disukai oleh para peserta didik. Adapun prinsip efektivitas pembelajaran
adalah kesesuaian pendekatan mengajar seorang guru dengan gaya belajar peserta
didik.
h)
Minat belajar, dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam memahami
karakteristik peserta didik. Hal ini dilakukan agar guru dapat memprediksi atau
melihat tingkat antusias peserta didik terhadap pembelajaran yang disampaikan.
Oleh sebab itu guru perlu melakukan wawancara atau pengisian angket, agar dapat
merangkum seluruh penilaian yang mencerminkan tentang minat peserta didik
terhadap mata pelajaran yang akan disampaikan.
i)
Harapan atau keinginan peserta didik,
terhadap mata pelajaran yang
akan diberikan juga bisa dijadikan sebagai patokan guru dalam memahami
karakteristik peserta didik. Hal ini dapat dilakukan dengan meminta peserta
didik untuk mengemukakan pendapatnya tentang harapan mereka terhadap mata
pelajaran yang akan diberikan, suasana yang diinginkan, serta tujuan yang ingin
diperoleh dari mata pelajaran yang disajikan.
j)
Lapangan kerja yang diinginkan,
hal ini yang dapat dilakukan
dengan pengisian angket. Sehingga berdasarkan informasi ini seorang guru dapat
memberikan bimbingan dan motivasi terhadap peserta didik dalam upaya pencapaian
cita-cita mereka inginkan (Kemp, 1998: 131).
Untuk
itu, dalam memahami karakteristik peserta didik, seorang tenaga pendidik
membutuhkan disiplin ilmu seperti Psikologi Belajar, Psikologi Perkembangan,
Psikologi Kepribadian, dan bahkan dimungkin ilmu-ilmu yang berkaitan dengan
disiplin ilmu komunikasi. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam
memahami karakteristik anak didik, yaitu:
Ø
Membangun Komunikasi Verbal
Komunikasi
verbal perlu dilakukan pada setiap kesempatan dalam proses pembelajaran baik di
dalam kelas maupun di luar kelas. Komunikasi verbal diakukan dengan melibatkan
peserta didik secara langsung. Pelibatan peserta didik dilakuka dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan interaktif yang beragam, namun
pertanyaan-pertanyaan tersebut masih dalam lingkup partisipasi peserta didik
dalam proses pembelajaran. Sebagai catatan penting, komunikasi verbal dapat
efektif apabila peserta didik dipandang sebagai subyek, bukan obyek
pembelajaran.
Secara
fungsional, komunikasi verbal dapat mengkonstruksi elemen hubungan psikologis,
di samping mengembangkan harmonisasi batin anatara pendidik dengan peserta
didik. Hubungan psikologis dan harmonisasi batin pendidik dengan anak didik
tidak akan mungkin diperoleh pada komunikasi nonverbal. Atas dasar hubungan
tersebut, komunikasi verbal juga dapat dijadikan sebagai salah satu pendekatan
dalam proses pembelajaran, khususnya ketika pendidik berhadapan dengan peserta
didik yang termasuk dalam kategori “agak nakal”. Faktor-faktor yang dianggap
sebagai penyebab anak didik menjadi “agak nakal” seperti
:
- Mental anak belum stabil.
- Dominasi faktor lingkungan.
- Keadaan lingkungan keluarga tidak kondusif.
- Pengaruh teman sebaya.
- Faktor bawaan.
Ø Menjadi Figur yang Baik
Figur
yang baik akan menjadi teladan bagi peserta didik. Ia memiliki beberapa
kriteria seperti rasa optimis, komunikatif, memiliki charisma, dan perduli
dengan lingkungan sekitar, termasuk dunia anak-anak. Beberapa kriteria tersebut
menjadi salah satu unsur penting dalam memahami karakter peserta didik.
Keteladanan dala bersikap, berkata, dan berkomunikasi yang baik dapat dilakukan
dengan menjadi pendengar yang setia atau siap mendengar keluh kesah anak didik.
Seorang figure yang baik umumnya memahami karakteristik peserta didik dengan
beberapa cara. Di samping itu guru perlu mengedepan teknik mengajar
seperti:
- Formal tetapi tidak kaku.
- Bercanda tapi tidak berlebihan.
- Belajar di luar kelas (outdoor).
- Makan minum dibolehkan tetapi harus tertib.
- Proporsional dalam tanya jawab.
Bila
teknik-teknik ini dilakukan dengan serius, maka guru dapat memotivasi dan
sekaligus meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar, dan bahkan rasa betah
(tidak mudah bosan) dalam proses pembelajaran.
Ø
Berhati-hati dalam menyimpulkan karakter peserta didik
Pendidik
perlu bersikap hati-hati dalam mengambilkan sebuah kesimpulan, apalagi
kesimpulan tersebut mengarah pada upaya memahami karakter peserta didik. Tenaga
pendidik menghadirkan semua potensi dan memberikan respon secara bijak untuk
mengoptimalisasi pemahaman terhadap karakter secara komprehensif.
Ø
Mengenal tanda-tanda keanehan peserta didik
Tanda-tanda
yang dimaksud disini adalah tanda fisik maupun non fisik. Pada dasarnya tidak
ada sesuatu yang dianggap aneh, tapi yang ada adalah keunikan karakteristik.
Fenomena sikap peserta didik perlu disikapi dengan memperhatkan karakter
personal dan kelompok anak dalam proses pembelajaran.
Ø
Bersifat terbuka
Bersikap
terbuka menjadi sikap penting dimiliki oleh pendidik. Bersikap terbuka pada
peserta didik berarti memberikan peluang secara luas untuk memahami karakter
anak. Dengan sikap terbuka, pada umumnya anak didik akan bersikap terbuka pada
pendidik. Anak didik memerlukan perhatian dari pendidik baik dalam kelas maupun
di luar kelas. Karakter yang dimiliki anak beragam. Keragaman itu tentu
menentukan cara, dan pendekatan tenaga pendidik dalam proses memahami sifat dan
karakter anak.
Indikator
penting karakteristik peserta didik, sebagai berikut :
Ø
Mengidentifikasi karakter fisik dan non fisik anak
didik di kelas.
Ø
Mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta
didik di kelasnya.
Ø
Memastikan semua peserta didik mendapatkan kesempatan
yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Ø
Mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang
sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang
berbeda.
Ø
Mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku
peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta
didik lainnya.
Ø
Membantu mengembangkan potensi dan mengatasi
kekurangan dan keterlambatan pemahaman peserta didik.
Ø
Memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik
tertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik
tersebut tidak termarginalkan (tersisihkan, diolok‐olok, minder, dan
sebagainya).
Sumber
:
Meriyati. 2015. Memahami Karakteristik Anak Didik.
Lampung: Press IAIN Raden Intan Lampung. Cet ke-I.
Taufik, A. Analisis Karakteristik Peserta Didik. El-Ghiroh, Vol.16, No.1,
Februari 2019.
Hardianto, D. Karakteristik Pendidik dan Peserta Didik dalam Pembelajaran Online.
Jurnal Studi Keislaman, Vol.16, No.1, 2019.
Komentar
Posting Komentar